KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Manajemen Sumber Daya Manusia Beserta
Ruang Lingkupnya”.
Makalah ini
dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata
kuliah manajemen sumber daya manusia.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta yang dapat
memberi semangat lebih bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua orang.
Kediri,
02 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Pentingnya Manajemen
Sumber Daya Manusia
2. Perkembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia
3. Tantangan Manajemen Sumber Daya
Manusia
4. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya
Manusia
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV
STUDI
KASUS
Dampak
IPTEK terhadap SDM Indonesia
Daftar
pustaka
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber
daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu
perusahaan di samping factor lain seperti modal, teknologi sebab, manusia itu
sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi, manusia mencari
modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat
menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu
pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat
penting.
Pengelolaan
sumber daya manusia dalam organisasi
menjadi suatu bidang manajemen khusus yaitu manajemen sumber daya
manusia. Oleh karena itu SDM harus di kelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi, salah satu fungsi dalam perusahaan. Dalam mengelola sumber daya
manusia terdapat tantangan yang harus dihadapi perusahaan seperti perubahan
lingkungan bisnis, lingkungan kerja perbedaan individu perbedaan teknologi dan
lainnya. Perusahaan harus melakukan pengembangan sumber daya manusia secara
proaktif sehingga tidak terjadi keusangan kemampuan pegawai sehingga dapat
maksimal.
Tujuan
dari manajemen sumber daya manusia adalah meningkatkan produktivitas,
loyalitas, kepuasan kerja, dan motivasi kerja yang baik dari pegawai. Untuk itu
harus dilakukan peninggkatan kualitas kehidupan kerja melalui perubhaan
struktur kerja,penciptaan komunikasi yang baik, penciptaan disiplin kerja,
penanggulangan stress kerja, bimbingan dan penyuluhan, keselamatan dan
kesehatan kerja.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan perkembangan Manajemen
Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana Perkembangan Manajemen Sumber
Daya Manusia?
3. Bagaimana Tantangan Manajemen Sumber
Daya Manusia?
4. Apa saja ruang lingkup Manajemen Sumber
Daya Manusia?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan
perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Untuk mengetahui Perkembangan
Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Untuk mengetahui Tantangan Manajemen
Sumber Daya Manusia
4. Untuk mengetahui ruang lingkup
Manajemen Sumber Daya Manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
dan Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia
1.1 Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Mondy dan Mondy (2014),
menyatakan bahwa Human Resource Managemen
(HRM) is the utilization of individual to
achieve organizational objectives. Atau bisa dikatakan Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan
organisasi. Pada dasarnya, semua manager berusaha mendapatkan sesuatu melalui
upaya orang lain. Konsekuensinya setiap manajer pada setiap jenjang harus
memperhatikan MSDM. Setiap individu pekerja akan berhubungan dengan
masalah-masalah SDM dalam banyak tantangan seperti tantangan lingkungan (environmental challenges), tantangan
organisasional (organizational challenges),
dan tantangan individual ( individual
challenges).
Dessler (2013)
lebih menekankan pengertian MSDM dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
menangani manusia atau aspek personal dalam pekerjaan manajemen. Selengkapnya
Dessler mengatakan: Human Resource
Management is the process of acquiring, training, appraising, and compensating
employees, and of attending their labor relations, health and safety, and
concepts and techniques you need to perform the people or personnel aspect of
your management jobs. Atau dengan kata lain, MSDM adalah proses
mendapatkan, melatih, menilai, dan memberi konpensasi kepada karyawan serta
menghadirkan diri dalam hubungan-hubungan ketenagakerjaan, kesehatan dan
keselamatan, dan konsep-konsep serta tekhnik yang diperlukan untuk menggerakkan
orang atau aspek-aspek personel dari pekerja-pekerja manajemen. Pekerjaan-
pekerjaan manajemen itu termasuk hal-hal berikut.
a. Melakukan
analisis jabatan.
b. Merencanakan
kebutuhan tenaga kerja dan merekrut kandidat.
c. Melakukan
seleksi kandidat.
d. Melakukan
orientasi (pengenalan kerja) dan pelatihan kepada karyawan baru.
e. Mengelola
upah dan gaji (kompensasi karyawan).
f. Menyediakan
insentif dan keuntungan
g. Menilai
kinerja
h. Berkomunikasi
( wawancara, penyuluhan, dan pendisiplinan)
i.
Pelatihan dan pengembangan manajer.
j.
Membangun komitmen karyawan.
Noe
dkk. (2011) mengedepankan pengertian MSDM atas
beberapa kebijakan, praktitk, dan sistem yang mampu memengaruhi perilaku, sikap
dan kinerja karyawan, seperti yang disebutkan berikut : “ Human Resource Management (HRM) are important dimension of the
policies, practices, and sistem that influence employee’ behavior attitudes,
and performance.” Noe lebih menekankan kepada pencapaian kinerja perusahaan
dalam konteks strategi dengan beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut.
a.
Analisis dan desaign pekerjaan.
b. Perencanaan
SDM.
c. Rekrutmen.
d. Seleksi.
e. Pelatihan
dan pengembangan.
f. Kompensasi.
g. Manajemen
kinerja.
h. Hubungan
karyawan.
Foot
& hook (2011) lebih memperhatikan pengertian MSDM
atas beberapa karakteristik utama dari pendekatan MSDM pada saat mengelola
manusia. Hal ini didasarkan pada studinya saat menelusuri sejarah MSDM. Adalah
suatu kenyataan bahwa konsep MSDM pertama kali muncul pada era 1980-an dan
kemudian berkembang pada 1990-an.
Pada awalnya, banyak
penulis yang memfokuskan pada upaya membedakan antara Manajemen Personalia dan
MSDM, namun kemudian upaya ini gagal karena ketidakjelasan batasan dan
definisi. Akhirnya MSDM menjadi istilah yang paling popular untuk merujuk pada
aktivitas manajer terkait dengan
pengelolaan manusia. Karakteristik utama dari pendekatan MSDM dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
a. Pentingnya
menerapkan pendekatan strategis.
b. Manajer
lini memainkan peran penting.
c. Komunikasi
memainkan peran vital saat mengintegrasikan kebijakan organisaional.
d. Penekanan
pada keunggulan persaingan ( competitive
advantage ) melalui upaya manusia.
e. Lebih
menekankan pada pendekatan unitaris daripada pluralis dalam membina hubungan
antara manajer dan karyawan.
f. Semua
manusia yang bekerja dalam organisasi adalah penting apakah itu yang bekerja
penuh waktu atau kontrak, konsultan, atau pekerja sukarela.
Menilik
dari beberapa definisi tentang MSDM di atas maka sebenarnya pengertian MSDM itu
adalah: upaya sadar untuk mengelola manusia dalam mencapai tujuan organisasi
melalui serangkaian tindakan manajerial (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian) dalam kerangka strategis dengan beberapa
kegiatan yang saling berurutan di mulai dari hal-hal berikut ini.
a. Desain
pekerjaan dan perencanaan SDM
b. Rekrutmen
c. Seleksi
d. Pelatihan
dan pengembangan
e. Penilaian
prestasi kerja
f. Pengelolaan
karier
g. Penggajian,
tunjangan, dan intensif
h. Etika
dan serikat kerja
Sumber
daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu
perusahaan di samping factor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus di
kelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi,
salah satu fungsi dalam perusahaan yang di kenal dengan manajemen sumber daya
manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia juga sering di sebut manajemen
personalia isefinisikan secara berbeda. Beberapa diantaranya adalah.
Human resource
management (HRM) may be defined as programs, policies, and practices for
managing an organization’s work force”
Definisi
lain mengatakan
Manajemen
personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercaapai
tujuan organisasi, dan masyarakat.
Selanjutnya
Human resource management is the
activities under taken to attract, develop, motivate, and maintain a high
performing workforce within the organization. Dengan kata lain aktifitas
yang dilakukan merangsang, mengembangkan , memotivasi, dan memelihara kinerja
yang tinggi di dalam organisasi.
Menurut Marihot Tua
(2002) SDM dengan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan
berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga
kerja, pengemangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya
terhadap peningkatan efektiviatas organisasi dengan cara yang etis dan social
dapat dipertanggungjawabkan. Aktivitas berarti melakukan berbagai kegiatan
misalnya melakukan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, analisis jabatan,
rekrutmen, seleksi, orientasi, motivasi dan lain-lain. Menetukan bebagai policy
sebagai arah dan tindakan seperti lebih mengutamakan sumber dari dalam untuk
mengisi jabatan yang kosong. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk
mengisi jabatan dan lain-lain, dan program seperti melakukan program latihan
dalam aspek metode yang dilakukan, orang yang terlibat, dan lain-lain. Secara
etis dan social dapat dipertanggungjawakan artinya semua aktivitas dilakukan
dengan tidak bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat yang berlaku.
1.2 Pentingnya
Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pendekatan politik
Para politisi meyakini bahwa aset terpenting yang dimiliki
suatu Negara adalah sumber daya manusianya. Tanpa manajemen sumber daya manusia
yang handal, pengelolaan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya
menjadi tidak berdayaguna dan berhasil guna. Dalam situasi demikian tidak
mustahil gambaran tentang usaha pencapaian tujuan nasional menjadi kabur yang
pada gilirannya dapat berakibat pada kegelisahan atau keresahan dikalangan
masyarakat.
b. Pendekatan ekonomi
Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu factor
produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa dalam satuan-satuan ekonomi.
Alasan lain ialah bahwa salah satu kriteria utama yang digunakan mengukur
tingkat kesejahteraan ialah takaran ekonomi. Oleh karena itu sering digunakan
untuk analisis tingkat mikro. Dalam kaitan dapat dinyatakan secra kategori
bahawa melihat manusia hanya sebagai salah satu alat produksi merupakan
persepsi yang tidak tepat, karena makin menonjolnya penggunaan berbagai jenis
mesin sebagai salah satu alat produksi.
c. Pendekatan hukum
Sebagai makhluk sosial seseorang tidak akan bebas dari
keharusan menunaikan berbagai kewajibannya. Kerukunan bernegara, pemeliharaan
lingkungan bersih, ketaatan kepada berbgai nilai sosial budaya yang dianut oleh
masyarakat adalah beberapa contoh konkret
Dalam
kehidupan organisasi, keseimbangan antara hak dan kewajibanpun harus diusahakan
agar terus menerus terpelihara dengan baik sebab apabila keseimbangan itu
terganggu, kedua belah pihak, yaituorganisasi dan para anggotanyalah yang
dirugikan.
d. Pendekatan Sosialkultural
Pemahaman tentang semakin besarnya perhatian banyak pihak
terhadap manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan
sosiokultural. Pendekatan ini sangat penting karena terkait lengsung dengan
harkat dan martabat manusia. Alas an utama lainnya ialah karena meskipun benar
bahwa teori manajemen, termasuk manajemen sumber daya manusia, bersifat universal,
penerapannya tidak pernah bebas nilai.
e. Pendekatan Tekhnologikal
Pendekatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dampak yang
sangat kuat terhadap manajemen sumber daya manusia. Dilihat sepintas lalu,
dampak tersebut dikatakan negative karena kesan yang segera timbul ialah
pemanfaatan berbagai hasil temuan di bidang tekhnologi berakibat pada
kekurangannya yang dilakukan oleh manusia “diambil alih” oleh berbagai mesin.
Kebiijaksanaan apapun yang dirumuskan dan di tetapkan di
bidang sumber daya manusia dan langkah-langkah apapun yang di ambil ,
kesemuanya harus berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan yang telah di
tetapkan untuk dicapai. Harus diakui bahwa bidang manjemen sumber daya manusia
bukanlah hal yang timbul secara mendadak. Sejarah telah membuktikan bahwa sudah
sejak lama manusia sudah hidup berorganisasi meskipun belum pernah seintensif
sekarang ini. Berarti sudah sejak lama pula manajemen sumber daya manusia
dipraktikan.
2.
Perkembangan
Sumber Daya Manusia
Bidang
meliputi pengembangan karier (penugasan) dan pengembangan kemampuan kerja
mereka. Pengembangan karier berkaitan dengan penyusunan jalur karier yang
merupakan urut-urutan posisi (jabatan) yang mungkin diduduki oleh seorang
pegawai mulia dari tingkatan terendah hingga tingkatan teratas dalam struktur
organisasi. Untuk mempermudah penyusunannya, manajemen sumber daya manusia
dapat menggunakan dua macam jalur karier
versi Heneman (1994) sebagai
acuan. Pertama, jalur karier tradisonal
dimana urutannya merupakan kombinasi dari pergerakan vertical keatas (promosi
atau kenaikan jabatan ke tingkatan yang lebih tinggi) dan horizontal (transfer
atau perpindahan ke jabatan yang memiliki tingkatan yang sama). Kedua, jalur
karier inovatif karena urutannya merupakan kombinasi pergerakan vertical ke
atas, vertical ke bawah, (demosi atau penurunan jabatan ke tingkat yang lebih
rendah)dan horizontal.
Manajemen sumber daya manusia dapat
mengadopsi keduanya dalam hal tujuan kebijakan pengembangan kariernya adalah
baik sebagai penghargaan atas kinerja sumber daya manusia maupun untuk
memberikan pengalaman dan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada sumber daya
manusia sebelum ke posisi puncak. Hasil punyusunan jalur karier sumber daya
manusia menentukan kemampuan –kemampuan kerja seperti apakah yang perlu di
kembangkan untuk mendukung pelaksanaan tugas di masa mendatang. Ada beberapa
metode untuk program suatu diklat yaitu:
on the job training , on site training,
off job training. On the job training yaitu
dimana sumber daya manusia memerhatikan rekan sejawat mereka suatu pekerjaan
yang nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka dan kem udian diberi
kesempatan untuk melakukannya sendiri di bawah bimbingan rekan sejawatnya.
On site training yaitu
alternative dari on the job training
karena OST dilaksanakan setelah jam kerja yang sesungguhnya. Keuntunganya, di
samping efektivitasnya program tetap terjaga walaupun mungkin tidak seefektif on the job training (OnJT), terletak
pada keleluasaan para peserta untuk bertanya dan mencoba tanpa takut mengganggu
penyelesaian pekerjaan yang menjadi objek program diklat. Tambahan lagi OST
dapat menampung peserta lebih banyak.Off
job training dapat menjadi alternative apabila OnJT dan OST tidak
memungkinkan, misalnya untuk program diklat calon penerbang karena kesalahan
yang dilakukan oleh para peserta dapat berakibat fatal (kecelakaan pesawat
udara), oleh karena itu untuk menjaga efektivitasnya sebagai pengganti
digunakan simulasi pesawat udara sehingga para peserta dapat merasakan situasi
terbang yang sesungguhnya tanpa harus takut berbuat salah. OnJT dan OST tidak
perlu diperlukan untuk program-program diklat yang sifatnya konseptual dan
impersonal (hubungan antar manusia). Contonya program diklat manajer puncak di
mana materi yang disampaikan, meliputi perumusan visi dan strategi, penyusunan
rencana strategi, koordinasi dan pengendalian penerapan rencana strategi serta
kepemimpinan.kelemahan dari metode-metode ini adalah terletak pada alih
pengetahuan dan keterampilan/keahlian yang tidak maksimal dari instruktur
kepada para peserta karena proses pengalihannya bersifat relative teoritis.
Dalam setiap tahap pendekatan
sistematik, selalu diadakan evaluasi namun yang terpenting adalah evaluasi
pasca pelaksanaan program diklat karena dapat memberikan umpan balik kepada
sumber daya manusia terhadap pelaksanaan program diklat secara keseluruhan.
Metode evaluasi adalah salah satu atau kombinasi dari tiga metode berikut ini :
a. cost benefit analysis , yang
membandingkan besarnya biaya pelaksanaan program diklat dengan manfaat-manfaat
finansial. Program diklat di katakan berhasil apabila manfaat-manfaatnya lebih
besar dari seluruh biaya penyelenggaraannya.
b. Goals achievenment analysis,
yang mengkaji seberapa jauh tujuan-tujuan program diklat yang telah di tetapkan
sebelumnya dapat dicapai. Tentunya semakin banyak tujuan yang dicapai, semakin
dianggap berhasil suatu program diklat.
c. Four levels analysis
, yang mengukur keberhasilan suatu program diklat secara berjenjang mulai dari
kepuasan para peserta kemudian peningkatan keterampilan/keahlian mereka dan
perubaha perilaku yang lebih kondusif
terhadap pekerjaan, serta akhirnya dampak program diklat terhadap kinerja
perusahaan. Menurut Donald Kirkpatrick (1994), pencetus metode ini, semakin
tinggi jenjang, semakin sulit manajemen sumber daya manusia untuk mengukurnya
tetapi umpan balik yang diperoleh akan semakin berharga.
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Manajeman
Sumber Daya Manusia
Rancangan Organisasi
|
Manajemen Kinerja
|
·
Perencanaan SDM
·
Analisis pegawai
·
Tim kerja(system sosioteknik)
·
System informasi
|
·
Penilaian manajemen /Manajemen
·
Berdasarkan sasaran
·
Program peningkatan produktivitas
·
Penilaian kinerja
|
Staffing
|
Pengembangan
Pegawai & Organisasi
|
·
Rekrut /interview, memperkerjakan
·
Affirmative action
·
Promosi/pemindahan/reparasi
·
Pelayanan outplacement
·
Pengangkatan/orientasi
·
Metode seleksi pegawai
|
·
Pengembangan pengawasan manajemen
·
Perencanaan/pengembangan karier
·
Program pembinaan/asistensi
·
Pelatihan keterampilan non
manajemen
·
Program persiapan pension
·
Penelitian terhadap sikap
|
Sistem
Penghargaan, Tunjangan
Dan Pematuhan
|
Komunikasi Dan Relasi Publik
|
·
Program keamanan
·
Pelayanan kesehatan /medis
·
Prosedur pengaduan/disiplin
·
Administrasi tunjangan asuransi
·
Rencana pembagian laba/pension
·
Hubungan kerja
|
·
Sistem informasi/laporan/catatan
SDM
·
Komunikasi/publikasi pegawai
·
Sistem sasaran
·
Penelitian
|
Ada tiga teori /model
gaya manajerial menurut Benardin dan
Rusell yang akan mempengaruhi keputusan dalam mendesain pegawai, membentuk
system komunikasi, control, pemberi penghargaan, dan lain-lain dalan
penghargaan.
Miles
menyebutkan
bahwa ada tiga kelompok teori manajer yaitu:
a. Traditional
( tradisional )
b. Human Relation Theory
( Hubungan Kemanisiaan )
c. Human Resource
( sumber daya manusia )
Keiga teori tersebut di praktekkan
dalam berbagai organisasi. Di dalam tiga teori tersebut tercermin perilaku
manajer yang dipengaruhi oleh sosioteknik dan interaksi perilaku manusia yang
tergabung dalam organisasi. Keistimewaan teori ini adalah memberikan penjelasan
mengenai asumsi dasar yang dimiliki setiap teori. Asumsi tersebut adalah
pandangan yang mengarahkan pada pengambilan sikap manajer ketika menghadapi
situasi karyawan yang berkarakteristik tertentu. Dengan demikian arah dari
pandangan tersebut adalah untuk memandu manajer dalam mengambil keputusan yang
tepat sehubungan dengan situasi yang dihadapi.
Tabel 1.2 Model Manajemen, Ruang Lingkup Manajemen
Sumber Daya Manusia,
Fungsi Dan Tugas Utama Manajemen
Kepegawaian Negara
Model Tradisional
|
Model Human Relations
|
Model
Human Resources
|
Asumsi:
|
Asumsi:
|
Asumsi:
|
1) Pekerjaan
tidak begitu disukai oleh sebagian besar pegawai
2) Apa
yang dikerjakan pegawai tidak penting
ketimbang apa yang diperoleh dari pegawai itu (upah )
3) Hanya
beberapa orang yang mampu bekerja kreatif, menetukan tujuan dan mengawasi
diri
Kebijakan:
1) Tugas
pokok manajer mengawasi dari dekat
2) Harus
merinci tugas supaya lebih mudah dan sederhana
3) Harus
mengembangkan tugas dan prosedur yang ditaati secara sungguh-sungguh
Harapan:
1) Pegawai
bekerja baik jika upah pantas, pimpinan baik
2) Jika
ada pengawasan dan pegawai sederhana akan dapat bekerja sesuai standard
|
1) Pegawai
ingin merasa berguna dan penting
2) Pegawai
ingin diakui sebagai individu
3) Kebutuhan
tersebut di atas lebih memotivasi daripada uang
Kebijakan:
1) Tugas
pokok manajer membuat pagawai merasa berguna
2) Memberi
informasi kepada bawahan dan mendengarkan keluhan
3) Membiarkan
bawahan berlatih mengawasi diri dan tugas rutin mereka
Harapan:
1) Bertukar
informasi, melibatkan bawahan mengambil keputusan
2) Pemenuhan
kebutuhan akan meningkatkan semangat kinerja
|
1) Pekerjaan
sesuatu yang menyenangkan dan suka menyumbangkan hal berarti
2) Sebagian
besar orang lebih kreatif, tanggung jawab, dan mapu mengontrol diri.
Kebijakan:
1) Tugas
pkok manajer memanfaatkan SDM yang ada
2) Menciptakan
lingkungan memungkinkan anggota menyumbangkan kemampuan
3) Mendorong
partisipasi dan memperbesar self direction dan self control pada bawahan
Harapan:
1) Memperluas
pengaruh pada bawahan, meningkatkan efisiensi kerja
2) Kepuasan
kerja meningkat jika bawahan merasa hasil yang dicapai dari pemanfaatan
sepenuhnya SDM yang ada
|
3.
Tantangan
manajemen Sumber daya manusia
Tantangan
dalam pengembangan MSDM terus berlanjut dengan cepat memasuki millennium ke-3
ini. Di Indonesia tantangan bermula pada tahun 1948 saat diundangkannya
Undang-Undang Kerja Nomor 12 yang mengatur tentang Hubungan dan Perjanjian
Kerja antara Buruh dan Majikan. Kemudian, dilanjutkan dengan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1957 tentang Perselisihan Perburuhan. Selanjutnya, tantangan
terkini di dunia ketenagakerjaan Indonesia adalah jauhnya perbedaan penghasilan
antara tenaga kerja terendah (buruh), dengan manajemen puncak perusahaan
nasional besar yang beroperasi di Indonesia.
3.1 Tantangan Lingkungan
(Enviromental Challenges)
Organisasai
dikelilingi oleh suatu lingkungan eksternal dimana terdiri atas berbagai
variabel yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan (uncontrollable). Keputusan-keputusan personalia yang menyangkut
keputusan tentang penarikan, seleksi, latihan, penempatan, transfer, promosi,
penilaian prestasi kerja, disiplin, kompensasi, dan sebagainya harus diambil
dengan memperhatikan lingkungan tersebut dan sebaliknya organisasi hanya
mempunyai sedikit pengaruh. Ini memberikan kepada fungsi personalia perusahaan
dua pilihan, yaitu memonitor perubahan variabel-variabel lingkungan dan
bereaksi terhadapnya, atau mengadaptasi perubahan-perubahan apa yang akan
terjadi dan merencanakan tanggapannya.
Yang termasuk tantangan lingkungan antara lain:
a) Keragaman
tenaga kerja (workforce diversity)
Pengetahuan tentang keanekaragaman tenaga kerja
sangat perlu untuk menjamin ketepatan rekrutmen, di Jakarta misalnya,
keanekaragaman tenaga kerja sangat tinggi, baik bila ditinjau dari sisi etnis
(asli atau pendatang) maupun dari sisi usia. Di Indonesia, masalah
keanekaragaman tenaga kerja ini biasanya timbul akibat masuknya investor asing
yang membawa masuk tenaga kerja asing. Permasalahan yang ditimbulkan bisa
berdampak positif dan negatif. Hal tersebut seperti yang terjadi pada kasus PT
Drydocks World Graha di Batam pada 2010. Investornya dari Uni Emirat Arab,
pekerja asing berjumlah 300 orang berasal dari India, Bangladesh, Myanmar,
Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Belanda. Pada umumnya pekerja asing
menduduki jabatan manajerial minimal mandor dengan bawahan pekerja Indonesia.
Konflik bermula dari umpatan seorang supervisor India dalam sebuah rapat
internal perusahaan dengan mengatakan orang Indonesia “stupid” dan diulangi
dengan penekanan “99% Indonesian stupid”. Akhirnya pada 22 April 2010 ribuan
karyawan perusahaan gelanggang kapal itu berdemonstrasi dan melakukan aksi
pembakaranfasilitas gelanggang kapal (Prasetyo,
2011).
b) Generasi
Y
Generasi Y atau biasa disebut Gen Y, adalah orang-orang yang dilahirkan pada 1977 hingga 2002
(Dessler, 2013), atau bila ditung sampai 2014, yaitu orang yang berumur 12
hingga 37 tahun. Dalam beberapa konteks juga disebut Millennials. Disebut demikian karena banyak Negara di dunia ini ,
termasuk Indonesia mengalami peningkatan luar biasa (booming) jumlah penduduk. Generasi tersebut akan mempunyai budaya,
pendidikan, dan tata nilai yang berbeda-beda dengan generasi yang sebelumnya.
Mereka terbiasa dengan surel (e-mail), SMS (short message
service), MMS (multimedia service),
Whats-app dimana hal ini memengaruhi
perilaku dalam hidup keseharian termasuk perilaku bisnisnya. Mereka lebih suka
melakukan transaksi bisnis yang berbasis online,
jual beli online, online banking, termasuk dalam hal
membeli barang keperluan sehari-hari termasuk pulsa telepon seluler, transfer
uang, membayar listrik, air minum dan telepon. Di Indonesia generasi Y, saat
ini, menduduki porsi yang terbesar, yaitu sebesar 34% (Asril dan Hudrasyah, 2013).
c) Globalisasi
Globalisasi diartikan sebagai kondisi
ekonomi suatu negara dimana derajat saling kebergantungan sanggat tinggi dengan
ekonomi Negara lain di dunia ini. Oleh karena itu, seolah-olah tidak ada batas
Negara lagi karena produk (barang dan jasa) Negara lain bisa dengan leluasa
masuk. Sumber daya ekonomi yang utama (tanah, tenaga kerja dan modal) akan dioptimalkan pemanfaatnya seefektif dan
seefisien mungkin.
d) Peraturan
perundang-undangan (Legislation)
Undang-undang yang mengatur hubungan manajemen
dengan karyawan akan memengaruhi metode yang digunakan departemen Personalia.
Beberapa undang-undang seperti undang-undang keselamatan kerja menimbulkan
berbagai bentuk permintaan pada departemen personalia. Demikian pula
undang-undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang sampai saat ini
hanya diikuti oleh sebagian kecil perusahaan nasional itupun dengan setengah
hati.
Undang-undang juga mengatur tentang kepemilikan
tanah dan bangunan oleh orang asing. Hal tersebut berdasarkan pada arahan dari
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization-WTO) yang mendorong setiap Negara anggotanya untuk menghindari
dan menjauhi praktik-praktik Monopoli.
e) Perkembangan
pekerjaan dan peran keluarga (Evolving
Work and Family Roles)
Proporsi dual-career
(karir ganda) dalam keluarga dimana suami-istri sama-sama bekerja untuk
memperoleh pendapatan. Efek samping dari lingkungan pekerjaan seperti ini
adalah banyaknya karyawan yang mempunyai hubungan keluarga, seperti suami-istri
yang bekerja pada organisasi atau perusahaan yang sama. Kondisi ini sering
disebut Nepotisme. Pada titik ekstrem yang negative, kondisi ini sering
mengakibatkan penurunan kinerja karyawan bahkan penurunan kinerja organisasi.
Oleh karena itu, pada masa reformasi mulai tahun 1997, nepotisme termasuk salah
satu poin dari KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang ingin di perangi dan
dihapuskan oleh masyarakat.
f) Kegiatan
pesaing ( competitor Activities)
Menurut Kelly
(2013) kegiatan saling bersaing dengan saling membajak manajer potensial
ini akan terjadi pada pekerjaan-pekerjaan “panas” (hot job) seperti bidang-bidang : Akuntansi dan Keuangan, Perbankan,
Call Center (pusat layanan konsumen),
Teknik dan Kejuruteraan, Sumber Daya Manusia, IT, Office Support, Supply Chain, dan Logistik, pemasaran dan
iklan, telekomunikasi, minyak dan gas serta Pertambangan.
g) Teknologi
Dampak perubahan teknologi terhadap MSDM adalah pada
perubahan pekerjaan dan ketrampilan. Perkembangan pesat computer telah mengubah
bisnis secara mendasar apalagi dengan perkembangan dunia internet. Banyak
waktu, tenaga, dan biaya yang dapat dihemat.
Sekarang
ini dampak terbesar dari teknologi dalam MSDM diperoleh dari bagaimana
teknologi mengubah industry dan gaya hidup. Orang tidak akan terikat secara
fisik karena ia juga bisa mengerjakannya di rumah. Seperti yang digambarkan
oleh Friedman (2005), bahwa dunia
ini datar. Paradigma timbul antara usaha mengoptimumkan produktivitas melalui
penggunaan teknlogi tinggi, dengan misi social suatu organisasi atau perusahaan
yang diharapkan memebri kesempatan kerja sebanyak mungkin di landasi paham
pemerataan kesempatan kerja.
h) Multibudaya
Manajemen
harus peka terhadap perbedaan etnis dimana kemudian membentuk budaya yang
diyakini sebagai nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam melakukan dan membimbing
perilaku keseharian dalam perusahaan yang memiliki tenaga kerj multibudaya.
Tabel
1.3 Nilai-nilai Nasional di berbagai Negara di Asia Tenggara
Sumber
: Dessler & Huat (2009)
Indonesia
(Pancasila)
|
·
Keyakinan pada Tuhan yang satu
·
Kemanusiaan yang adil dan beradap
·
Persatuan Indonesia
·
Kerakyatan tau Demokrasi
·
Keadilan Sosial
|
Malaysia
rukunegara
|
·
Percaya kepada Tuhan
·
Setia pada Raja dan Negara
·
Menjunjung Tinggi Konstitusi
·
Kedaulatan Hukum
·
Perilakuyang baik dan Moralitas
|
Singapura
National
Shared Value
|
·
Nation
before community and society above self ( kepentingan
nasional diatas kelompok dan golongan)
·
Family
as the basic unit of society (keluarga adalah
dasar masyarakat)
·
Community
support and respect for the individual (masyarakat
mendukung dan menghormati perseorangan)
·
Consencus
not conflict (mufakat bukan konflik)
·
Racial
and religious harmony (harmonis dalam agama dan
kesukuan)
|
3.2
Tantangan Organisasi
Tantangan SDM juga datang dari dalam organisasi disebabkan
perusahaan mengejar sasaran-sasaran ganda sehingga memerlukan trade-off antara tujuan–tujuan
finansial, pemasaran, produksi, personalia dan lain-lain. Karena tujuan MSDM
hanya merupakan salah satu tujuan perusahaan, manajer MSDM akan menghadapi
tantanga internal organisasai.
a.
Serikat
pekerja (unions)
Serikat pekerja menyajikan tantangan nyata dalam perusahaan
yang mempunyai organisasi buruh dan tantangan potensial bagi yang tidak
mempunyai. Dalam perusahaan dengan Serikat Pekerja, manajemen dan serikat
menandatagani KKB (kesepakatan Kerja Bersama) yangmengatur berbagai kesepakatan
kerja seperti kompensasi, jam kerja, kondisi kerja, perjanjian ini membatasi
kegiatan personalia.
3.3
Tantangan Individual
Tantangan SDM juga datang dari masing-masing individu yang
terlibat di dalam perusahaan juga termasuk karyawan. Dalam hal ini teknologi
selalu berdampak pada produktivitas individual.
a. Produktivitas
Produktivitas adalah ukuran seberapa jauh nilai tambah
individual karyawan terhadap barang dan jasa yang di hasilkan perusahaan.
Terbesar adalah output per individual, tertinggi adalah produktivitas
organisasi. Dua factor penting yang memengaruhi produktivitas individual adalah
kemampuan dan motivasi.
Karyawan pada perusahaan-perusahaan terkenal yang sedang
bertumbuh kebanyakan akan memilih perusahaan lain atau tinggal di perusahaan
lama bila mereka percaya akan tawaran kualitas hidup dan pekerjaan (quality of work-life) yang tinggi. Quality of work-life dalah ukuran
seberapa aman dan rasa senang dalam bekerja. Menurut Schawartz (2013) dalam Harvard
Bussiness Review, Quality of Life at Work itu mencangkup beberapa komponen
diantaranya sebagai berikut.
a.
Kemampuan
untuk melepaskan diri dari pekerjaan ketika anda di rumah
b.
Tinggakt
stress di tempat kerja.
c.
Tingkat
kelebihan beban ditempat kerja.
d.
Kemampuan
unuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan di rumah.
e.
Rasa
kebersamaan di tempat kerja
f.
Tingkat
kenyamanan yang benar-benar menjadi diri sendiri di tempat kerja.
g.
Tingkat
keterlibatan di tempat kerja.
h.
Kepuasan
kerja
i.
Kepuasan
secara keseluruhan dalam kehidupan
j.
Energy
positif secara keseluruhan di tempat kerja.
k.
Peluang
untuk melakukan hal yang paling anda nikmati di tempat kerja.
l.
Peluang
untuk melakukan hal yang terbaik dari anda di tempat kerja
m.
Kesempatan
untuk belajar dan bertumbuh di tempat kerja
Hal ini berarti, produktivitas akan tinggi manakala Quality of Work-life tinggi atau dengan
meningkatkan Quality of Work-life,
bermakna meningkatkan produktivitas
b.
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kegiatan individual dalam masyarakat
yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan ekonomi secara mandiri dengan
keberanian mengambil resiko. Dalam suatu Negara, kewirausahaan adalah payung
penyelamat atas kegagalan pemerintah dalam menyedikan lapangan kerja bagi
warganya. Pada saat ini kewirausahaan (enterprenership)
sangat digalakan bahkan dalam beberapa Negara penggalakan itu sudah sampai pada
pendidikan, yaitu dengan memasukkan
kewirausahaan salah satu mata pelaajaran yang wajib dan harus diikuti
oleh tiap siswa.
4.
Ruang
Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
4.1.
Bidang-Bidang
Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang
pekerjaan pertama adalah perencanaan sumber daya manusia meliputi kegiatan
perencanaan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (human resource planning) serta kegiatan perancangan pekerja bagi
sumber daya manusia yang saling mengandung (job
design). Kegiatan perencanaan kualitas dan kuantitas SDM merupakan
pekerjaan manajemen sumber daya manusia yang paling mengandung ketidak pastian,
karena pertama-tama mereka harus meramalkan kecenderungan yang terjadi di dalam
lingkungan usaha perusahaan yang akhir-akhir ini bergerak sangat dinamis terutama
kecenderungan perkembangan teknologi yang dapat berpengaruh langsung pada
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perusahaan di masa mendatang .
Kecenderungan
perkembangan teknologi proses produksi, misalnya, secara umum semakin
menuntut peningkatan kualitas dan
penurunan kuantitas sumber daya perusahaan. Agar dapat melakukan peramalan yang
baik, manajemen sumber daya manusia memerlukan apa yang disebut sebagai environmental scanning system, yaitu
suatu system pemantauan situasi dan kondisi lingkungan usaha serta penyediaan
data-data dan informasinya kepada manajemen sumber daya manusia.Hasil
peramalan perkembangan lingkungan usaha
menjadi masukan bagi peramal permintaan dan peramalan penawaran SDM.Yang dimaksud
peramalan permintaan SDM adalah peramalan terhadap kebutuhan SDM di masa yang
akan datang, sedangkan yang dimaksud dengan peramalan penawaran SDM adalah yang
dibutuhkan baik dalam maupun dari luar perusahaan.
Menurut
Randall Schuler dan Susan Jacso (1996),
pada dasarnya terdapat dua metode peramalan permintaan dan peramalan SDM :
metode statistik, yaitu metode peramalan yang menggunakan rumusan-rumusan
statistik dan bersifat kuantitatif, serta metode judgment yaitu mengandalkan
pengalaman dan intuisi manajemen sumber daya manusia dan bersifat sangat
kualitatif. Karena menyadari pengalaman intuisi
mereka terbatas, maka dalam peramalan dengan metode judgment , manajemen sumber daya manusia sering kali
melibatkan individu-individu lain yang mewakili serta dianggap sangat
mengetahui situasi dan kondisi unit-unit organisasi masing-masing.
Dari sisi kesesuaiannya dengan tiga
prinsip pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien, sebenarnya
metode kedua lebih memenuhi persyaratan
tetapi sayangnya metode ini kurang
ilmiah karena berdasarkan pengalaman dan intuisi. Karena itu ada baiknya untuk
mengombinasikan metode kedua dengan metode pertama sehingga menghasilkan suatu
metode yang sesuai dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya manusia yang
efektif dan efisien sekaligus secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sementara
itu untuk kegiatan perancangan pekerjaan bagi SDM, tersedia tiga alternatif
pendekatan. Alternative pertama adalah pendekatan mekanistik menurut pendekatan ini, sumber daya manusia
harus di beri pekerjaan yang sangat
sederhana (tidak memerlukan
tingkat keahlian atau keterampilan yang tinggi), terstruktur (sangat jelas dan
terarah) dan terspesialisasi atau tidak bervariasi sehingga efisien dan
produktivitas kerja mereka dapat mencapai titik maksimum. Misalnya : pertama,
pekerjaan yang dirancang atas dasar pendekatan mekanistik adalah penjaga pintu
perlintasan kereta api dan petugas pembersih (penyapu) jalan. Tingkat efisiensi
dan produktivitas yang demikian dapat dicapai karena pekerjaan yang seperti ini
dilakukan terus menerus dan berulang-ulang.
Kedua, pendekatan ergonomis yang
merancang pekerjaan berdasarkan dimensi fisik tubuh manusia. Misalnya :
pekerjaan dirancang atas dasar prinsip-prinsip yang mengarahkan pekerjaan fisik
dan fungsi otot untuk meminimalkan sters dan kelelahan kerja. Ketiga,
pendekatan motivasional .menurut pendekatan ini, perancangan harus didasarkan
pada job characteristics model (
suatu pekerjaan akan dapat memotivasi dan memberikan kepuasan kerja pada sumber
daya manusia) apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menuntut
keahlian atau keterampilan yang bervariasi
b. Utuh
sehingga dikatakan memiliki identitas
c. Menentukan
keberhasilan kerja sub unit/unit organisasi atau bahkan keberhasilan
seluruh perusahaan.
d. Otonom
dalam arti memberikan kebebasan kepada sumber daya manusia memilih cara-cara
untuk menyelesaikan pekerjaan.
e. Memberikan
umpan balik kepada sumber daya manusia atas apa-apa yang telah mereka kerjaan.
4.2 Perolehan Dan Penempatan Sumber
Daya Manusia
Bidang
kedua ini, meliputi rekrutmen, seleksi, dan penempatan.rekrutmen pada dasarnya
merupakan aktifitas untuk mencari dan memperoleh pekerjaan yang terdapat
didalam perusahaan. Umpamanya terdapat tiga pelamar per lowongan yang memenuhi
kualifikasi dimana satu diantaranya dapat dipilih untuk mengisi lowongan
tersebut. Mudah tidaknya memperoleh jumlah pelamar yang mencukupi dan memenuhi
syarat bergantung pada jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan dan reputasi
perusahaan karena keduanya sedikit banyak dapat menggambarkan yang akan
diperoleh. Jenis lowongan pekerjaan
yang tergolong laris di perusahaan yang memiliki reputasi baik, manajemen
sumber daya manusia tidak perlu agresif tetapi efektif dalam mencari pelamar.
Caranya
adalah dengan membuat pengumuman atau iklan sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian mereka yang memenuhi kualifikasi, sekaligus tidak menarik perhatian
yang tidak memenuhi kualifikasi di
tempat-tempat atau media-media yang berpotensi mendatangkan pelamar yang
dikendaki. Setelah kumpulan pelamar
sesuai telah diperoleh, maka aktivitas selanjutnya yang perlu di lanjutkan oleh
manajemen sumber daya manusia adalah seleksi, yaitu memilih calon yang paling
berkualitas di antara para pelamar dengan kualifikasi yang di persyaratkan oleh
pekerjaan yang lowong. Pelamar dengan kualifikasi yang paling sesuai, dialah
yang akan di pilih.
Yoash wiener (1982),
menganggap kesesuaian nilai-nilai dan norma-norma itu sangat penting karena
ketidak sesuaian paling buruk dapat menumbuhkan rasa keterasingan di dalan
perusahaan. Seseorang merasa terasing di lingkungan kerjanya tentu saja makin
lama akan makin merasa tidak betah dan akhirnya keluar dari perusahaan. Selaras
dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien, maka
aktivitas seleksi perlu memperhatikan ciri-ciri entrepreneurship yang telah disampaikan terdahulu. Sebelum mulai
bekerja, ada baiknya kepada mereka diberikan semacam orientasi pekerjaan yang
menjelaskan secara rinci dan runtut apa-apa yang harus mereka kerjakan termasuk
dengan siapa mereka harus berhubungan dan berkomunikasi. Orientasi ini
bertujuan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang tidak perlu ketika
menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian
MSDM menurut Dessler (2013) adalah proses mendapatkan, melatih, menilai, dan
memberi konpensasi kepada karyawan serta menghadirkan diri dalam
hubungan-hubungan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan, dan konsep-konsep
serta tekhnik yang diperlukan untuk menggerakkan orang atau aspek-aspek
personel dari pekerja-pekerja manajemen.
Pentingnya MSDM dalam
Perspektif
Politik, Perspektif Ekonomi, Perspektif Hukum, Perspektif sosio-Kultural, Perspektif Teknologi
2. Perkembangan MSDM dalam
mempermudah penyusunannya, manajemen sumber daya manusia dapat menggunakan dua
macam jalur karier versi Heneman (1994) sebagai acuan. Pertama, jalur karier tradisonal dimana
urutannya merupakan kombinasi dari pergerakan vertical keatas (promosi atau
kenaikan jabatan ke tingkatan yang lebih tinggi) dan horizontal (transfer atau
perpindahan ke jabatan yang memiliki tingkatan yang sama). Kedua, jalur karier
inovatif karena urutannya merupakan kombinasi pergerakan vertical ke atas,
vertical ke bawah, (demosi atau penurunan jabatan ke tingkat yang lebih rendah)
dan horizontal.
3. Tantangan MSDM meliputi tantangan
lingkungan, tantangan organisasi, dan tantangan individual
4. Ruang Lingkup MSDM meliputi
bidang-bidang pekerjaan dalam sumberdaya manusia, perolehan dan penempatan
sumber daya manusia
B.
Saran
1. Untuk para mahasiswa makalah ini
dapat dijadikan sebagai referensi
mengenai pengertian, pentingnya, tantangan dan ruang lingkup MSDM kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni, Abdurrahmat. 2009. Organisai
& Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Reneka Cipta. cet.1 (online)
Tua Efendi Hariandja. 2002. Marihot,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
(online)
Imam Wahjono, Sentot. 2015. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Salemba Empat.
Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Predana Media Group.
Sedarmayanti.
2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : Refika
Aditama.
1Xbet Casino Canada | 1Xbet Signup Bonus
ReplyDelete1Xbet Casino offers a no deposit bonus for new players, but 1xbet all you need bet365 to do is register 샌즈카지노 a new account using the code “1XBET” or “1XBET”. To receive your bonus,